Peningkatan Kadar Karbohidrat Pada Biji Jagung dengan Induksi Gen Manis
Peningkatan Kadar Karbohidrat Pada Biji Jagung dengan Induksi Gen Manis
Disusun Oleh kelompok :
Muhamad Malik
|
NIM
:
|
352014630917
|
Andi Ahmad Abdul Azis
|
NIM
:
|
352014630898
|
Kholqin Jadid
|
NIM
:
|
352014630907
|
Dosen Pengampu :
Niken Trisnaningrum, S.P., M.Si.
Program
Studi Agroteknologi
Fakultas
Sains Dan Teknologi
Universitas
Darussalam Gontor
Ponorogo
– Indonesia
2017
M/1438 H
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.A. Latar Belakang
1.B. Klasifikasi Jagung
BAB II. PENINGKATAN KARBOHIDRAT PADA BIJI JAGUNG
BAB III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
1.A. Latar Belakang
Jagung merupakan
tanaman serelia yang termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung
telah menjadi komoditas utama setelah beras (Purwono dan Hartono, 2011). Bagi
masyarakat Indonesia jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Banyak
daerah yang masyarakatnya mengkonsumsi jagung sebagai pengganti beras.
Jagung manis (Zea
mays Saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama Sweet corn mulai
dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980, diusahakan secara komersil
dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran. Jagung manis
semakin populer dan dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma
lebih harum, dan kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung
manis biasa, serta aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung
gula sukrosa dan rendah lemak. Keistimewaan lain yang dimiliki jagung manis
adalah biji, dari butiran jagung manis lebih khas, tidak lembek dan memiliki
serat yang tidak terlalu liat. Hal ini menyebabkan jagung manis banyak digemari
kalangan menengah ke atas dan masyarakat perkotaan sehingga banyak ditemukan di
pasar swalayan (Anonim, 2013).
Jagung manis merupakan
salah satu jagung manis yang digolongkan berdasarkan sifat endospermanya, dimana
endosperma jagung manis memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kandungan patinya serta transparan dan keriput saat kering. Secara fisik
dan fisiologi tanaman jagung manis sulit dibedakan dengan tanaman jagung manis
biasa. Perbedaan kedua tanaman ini umumnya terlihat pada warna bunga jantan
(malai) dan bunga betina (rambut). Malai jagung manis berwarna putih, sedangkan
pada jagung manis biasa berwarna kuning kecoklatan. Rambut jagung manis
berwarna putih sampai kuning keemasan, sedangkan pada jagung manis biasa
berwarna kemerahan (Anonim, 2013).
Tinggi tanaman jagung
manis tidak banyak berbeda dengan jagung manis biasa. Batangnya berbentuk bulat
agak pipih, beruas-ruas pada umumnya tidak bercabang. Tanaman ini memiliki
jenis bunga yang bersifat monoceous (berumah satu) dengan bunga jantan berwarna
putih keabuan dan mengandung banyak bunga kecil pada ujung batangnya yang
disebut tassel. Tiap tassel tersebut terdapat 3 buah benang sari dan pistil
rudimeter. Bunga betina juga mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek
dan datar, yang pada saat masak disebut tongkol. Setiap bunga betina mempunyai
satu putik dan stamen rudimeter. Sistem perakaran jagung manis adalah akar serabut
(Anonim, 2013).
Biji jagung manis kaya
akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80 % seluruh bahan kuning biji. Karbohidrat dalam
bentuk pati pada umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung
manis, ketan sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi tetapi lebih berarti
dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi
pati sehingga bijinya terasa manis ketika masih muda (Anonim, 2013). Untuk
lebih jelasnya kandungan gizi jagung manis manis dapat dijelaskan pada tabel 1.

1.B. Klasifikasi Jagung
Tanaman jagung termasuk dalam
keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika
tanaman jagung adalah sebagai berikut (Purwono, 2005).
Kingdom : Plantae
(tumbuh-tumbuhan)
Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae
(berbiji tertutup)
Kelas :
Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae
(rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species
: Zea mays L.
Jagung
termasuk tanaman biji berkeping tunggal (monokotil), jagung tergolong berakar
serabut. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari
buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Biji jagung manis kaya
akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% seluruh bahan kuning biji. Karbohidrat dalam
bentuk pati pada umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung
manis, ketan sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi tetapi lebih berarti
dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi
pati sehingga bijinya terasa manis ketika masih muda (Anonim, 2013).
BAB II. PENINGKATAN KARBOHIDRAT PADA BIJI JAGUNG
Jagung manis banyak mengandung gula bebas dan pati, yang merupakan
polimer dari gula tersebut, kandungan gula pada jagung manis bukan merupakan
glukosa atau sukrosa, namun dalam bentu fruktosa, sejenis polimer gula yang
dikenal dengan gula buah. Fruktosa merupakan gula kompleks yang tidak langsung
dicerna oleh alat pencernaan manusia, tetapi harus diolah terlebih dahulu
menjadi gula sederhana. Sebelum fruktosa tercerna, biasanya sudah terbuang
bersama urin, sehingga tidak sempat terserap (Wahyudi, 2005 ).
Kandungan
gula pada jagung manis akan sangat menentukan kualitasnya. Kualitas hasil
diukur dalam bentuk kandungan gula. Semakin tinggi kandungan gula maka
kualitasnya semakin baik. Sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa) hasil
fotosintesis yang ditransfer ke berbagai organ pengguna yang kemudian sebagian
digunakan untuk pemeliharaan integritas organ tersebut, sebagian lagi
dikonversi ke bahan struktur tanaman dan sisanya sebagai cadangan makanan
(Harini, 1993). Fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya matahari, tahap
pertumbuhan tanaman, pigmen penyerapan cahaya, suhu, fotosintat ketersediaan
CO2 dan H2O (Anonim, 2012).
Siswono
(2004) melaporkan bahwa kandungan gula jagung manis 14 – 18 %, mendekati kadar
gula tebu yaitu 19%., sedangkan jagung manis lokal hanya 9 – 11 %. Jagung manis
mengandung Energi 96 cal, Protein 3,5 g, Lemak 1,0 g, Karbohidrat 22,8 g,
Kalsium 3,0 mg, Fosfor 111 mg, Besi 0,7 mg, Vitamin A 400 SI, Vitamin B 0,15
mg, Vitamin C 12,0 mg, dan air 72,7g (Iskandar, 2006).
BAB III. PENUTUP
Jagung manis merupakan
salah satu jagung manis yang digolongkan berdasarkan sifat endospermanya, dimana
endosperma jagung manis memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kandungan patinya serta transparan dan keriput saat kering. Secara fisik
dan fisiologi tanaman jagung manis sulit dibedakan dengan tanaman jagung manis
biasa. Perbedaan kedua tanaman ini umumnya terlihat pada warna bunga jantan
(malai) dan bunga betina (rambut). Malai jagung manis berwarna putih, sedangkan
pada jagung manis biasa berwarna kuning kecoklatan. Rambut jagung manis
berwarna putih sampai kuning keemasan, sedangkan pada jagung manis biasa
berwarna kemerahan (Anonim, 2013).
Kandungan
gula pada jagung manis akan sangat menentukan kualitasnya. Kualitas hasil
diukur dalam bentuk kandungan gula. Semakin tinggi kandungan gula maka
kualitasnya semakin baik. Sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa) hasil
fotosintesis yang ditransfer ke berbagai organ pengguna yang kemudian sebagian
digunakan untuk pemeliharaan integritas organ tersebut, sebagian lagi
dikonversi ke bahan struktur tanaman dan sisanya sebagai cadangan makanan
(Harini, 1993). Fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya matahari, tahap
pertumbuhan tanaman, pigmen penyerapan cahaya, suhu, fotosintat ketersediaan CO2
dan H2O (Anonim, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Purwono dan R. Hartono, 2011.
Bertanam jagung unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 64.
Siswono, 2004. Jagung Manis Rendah
Lemak dan Kolesterol. Gizi net
Wahyudi, J. 2005. Jagung Manis
Boleh Untuk Diabetesi. Iptek net. Id.
Anonim. 2013. Biologi jagung Manis.
http://eprints.ung.ac.id/510/6/2013-2- 54211-613409045-bab2-10012014070816.pdf.
(Diakses 18 april 2015).
Anonim, 2012. Faktor penghambat
fotosintesis. http://id.wikipedia.org. 3 Juni 2012.
Comments
Post a Comment