LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN MENGENAI BAHAN SAYURAN DAN BUAH

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN MENGENAI BAHAN SAYURAN DAN BUAH



BAB I. PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

    Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen pendam ping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental. "Sayuran" adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang ikut dima sak bersama sayur tersebut; dengan pengungkapan lain: segala sesuatu yang dapat atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar bagian tumbuhan itu biasanya dise but lalapan. Buah-buahan merupakan salah satu sumber bahan pangan yang potensial dan banyak mengandung zat gizi terutama vitamin. Selain sebagai sumber vitamin, buah-buahan juga mengandung mineral dan pada jenis buah-buahan tertentu juga menghasilkan cukup banyak energi. Sayuran merupakan salah satu sumber daya yang banyak terdapat di sekitar, mudah diperoleh dan berharga, relatif murah serta merupakan sumber vitamin dan mineral. Buah dan sayuran adalah jenis makanan yang memeiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di took-toko, buah dan sayuran jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya, serat dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama. Dibandingkan dengan serealia dan tanaman bergula (tebu dan gula bit) bahan pangan sayur-sayuran diproduksi paling banyak dan biasanya produksinya geografisnya terbatas. Buah-buahan diartikan sebagai buah-buahan dari pohon atau berri. Buah-buahan pohon digolongkan ke dalam buah yang berasal dari pohon buah-buahan yang menggugurkan daun-daunnya pada musim gugur dan pohon-pohon yang menggugurkan daunnya pada musim semi. Sayuran umumnya rendah dalam kandungan protein dan lemak kecuali untuk beberapa sayuran tertentu. Namun demikian sayuran tinggi akan kandungan besi, kalsium, vitamin C dan provitamin A. Sayuran berwarna hijau merupa kan sumber yang kaya akan karoten (provitamin A). semakin tua warna hijau itu semakin ban yak kandungan akan karoten. Buah-buahan yang mempunyai daging yang berwarna kuning kaya akan kandungan karotenoid yang merupakan prekursor dari vitamin Z. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung ka dar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara mini mal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak sebelumnya, se mentara yang lainnya harus diolah terlebih dahulu dengan cara  dire bus, dikukus atau diuapkan, digoreng (agak jarang), atau disangrai. Sayuran berbentuk daun yang dima kan mentah disebut sebagai lalapan. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya). Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya  kecombrang dan turi ) buah (misalnya terong dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah). Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung. Meski pun bukan tumbu han, bagian jamur yang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayuran.

1.2. Tujuan Praktikum

  • Menghitung jumlah bagian yang dapat dimakan dari beberapa macam sayuran dan buah-buahan.
  • Untuk mengetahui jenis buah yang tergolong tanaman semusim dan tahunan.
  • Melakukan pengamatan sifat fisik berbagai sayuran.

1.3. Tempat/Hari praktikum

Hari          : Kamis, 2 November 2017.
Tempat     : Laboratorium Terpadu UNIDA.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

       Sayuran merupakan komponen pendamping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental. "Sayuran" adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang disayur; dengan pengungkapan lain: segala sesuatu yang dapat atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Istilah "sayuran" tidak bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya), tetapi dapat pula batang yang masih muda (misalnya rebung) atau bonggol umbi. Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi), buah (misalnya terong, tomat, dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah). Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung. Meskipun bukan tumbuhan, bagian jamur yang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayuran. Walaupun berkadar air tinggi, buah-buahan tidak dianggap sebagai sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi karena rasanya yang manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah. Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun (Gunawan, 2001).

     Buah yang dipetik sebelum masak, perkembangannya belum penuh. Buah seperti ini tidak mampu mengembangkan rasa manis atau lezatnya dan aromanya dengan penuh. Oleh karena itu, petani yang baik akan memetik buah-buahannya pada waktu yang paling tepat dan baik untuk dimakan. Meskipun buah sama-sama berasal dari satu pohon, waktu masaknya berbeda-beda. Petani yang baik hanya akan memetik buah yang sudah masak di pohon dan membiarkan yang masih belum cukup umur. Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimiawi yang sangat kompleks. Selama proses, warna, rasa, tekstur, dan aroma buah mengalami peruba han. Pisang misalnya, mula-mula kuning keemasan, lambat-laun berubah kecoklatan, kemudian layu, melunak, terlalu masak dan akhirnya busuk. Buah yang masih muda berwarna hijau karena mengandung klorofil. Pada waktu buah menjadi tua, klorofil berubah menjadi pigmen alam iah yang berwarna kuning, merah, atau lainnya sesuai dengan jenis buah. Warna merupakan petunjuk tingkat kemasakan buah. Warna hijau menan dakan buah yang masih muda, kecuali apel hijau, melon, anggur, gosberi, sejenis mangga, plum hijau, dan pisang. Warna yang menyala kekuning-kuningan, merah muda, atau merah tua meruapakn tanda bahwa kualitas buah bagus. Hampir semua orang pernah mengalami kesukaran memperoleh buah-buahan terbaik. Sering terjadi buah-buahan yang dipasarkan telah mengalami kerusakan selama pemrosesan atau selama perjalanan mulai dari kerusakan kecil, memar, atau bahkan hancur sama sekali. Yang terpenting adalah bagaimana memeilih buah-buahan serta mengerti cara merawat dan menyimpan agar buah dapat disajikan dalam kondisi terbaik. Suatu jenis buah yang disebut unggul karena biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Produktivitas buah per pohon dalam suatu musim panen melebihi produktivitas  tanaman buah lain yang sejenis
  • Dibandingkan dengan jenis lainnya, tanaman sudah mampu berproduksi walaupun  umurnya relatif lebih muda.
  • Tanaman harus tahan hama penyakit,karena tanaman yang tumbuh sehat dan normal akan mengahasilkan buah yang sehat dengan penampilan yang menarik.
  • Kelezatan aroma buah di atas rata-rata varietas lainnya.
  • Bentuk,ukuran,dan warna buah seragam sehingga berpotensi ekspor (Anonim, 2000).
      Tumbuhan semusim atau tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Dalam pengertian botani, pengertiannya agak diperlonggar menjadi tumbuhan yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun. Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant, menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim" adalah satu tahap dalam setahun. Bagi pertanian di daerah beriklim sedang seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi). Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang sangat ekstrem. Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu). Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3 bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam bentuk umbi.Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta ketersediaan air di tanah (Lewis, 2003).

      Sayuran adalah bagian tanaman yang dikonsumsi beserta makanan utama. Bagian tanaman yang  dikonsumsi bisa bagian daun, akar, batang, dan buah muda. Budidaya secara alami akan menghasilkan bahan pangan tergolong tidak menarik dari sisi permormance. Seperti yang diutarakan Ali Khomsan, “Bahan pangan organik, terutama sayuran memang mempunyai performance yang tidak menarik. Banyak yang berlubang dimakan ulat dan serangga. Namun dari kualitas cita rasa, pangan organik memang lebih baik. Sayuran merupakan kelompok komoditas pangan yang pada umumnya sangat  banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik sebagai sayuran mentah (lalapan) ataupun dengan cara dimasak terlebih dahulu. Mengonsumsi sayuran memberi sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat penting bagi tubuh. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura. Umur panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun ) dan secara umum bukan merupakan tanaman musiman, artinya hampir semua jenis sayuran dapat dijumpai sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Karakteristik ini sedikit berbeda dengan beberapa jenis buahbuahan seperti mangga, durian dan sebagainya yang hanya dijumpai pada musim-musim tertentu satu kali dalam satu tahun. Bahan pangan organik dibudidayakan menggunakan teknologi alami. Kesuburan tanah dipertahankan dengan pupuk alam, seperti kompos dan pupuk kandang. Dengan pemupukan alami dan tanpa insektisida, populasi cacing tanah meningkat, tanah jadi kaya akan nitrogen sehingga subur secara alami. Untuk menanggulangi hama, bisa selang-seling setiap jenis tanamannya sehingga serangan hama tanaman tertentu bisa di putus mata rantainya. Penyemprotan juga dilakukan menggunakan anti hama dari alam (Pontem, 2001).

   Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpin dahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbun ga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan karioga mi, yakni persatuan inti sel keduanya. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlang sung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi. Buah-buah itu sedemikian bera gam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompo kan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesung guhnya adalah buah secara botani (Muchtadi, 2004).

    Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup  pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengerti an botani biasa disebut buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk  metabolisme tumbuhan, mulaidari  karbohidrat,  protein,  lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada ban yak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariop sis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejat. Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buahketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna putih bergetah, sedangkan bagian 'daging buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau buah nanas (Philip, 2004).

    Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari. Pada umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah diartikas sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai “pencuci mulut” (desserts), misalnya mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya. Sayuran dan buah-buahan mempunyai sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Sifat fisik buah dan sayur yang sering diamati meliputi parameter antara lain : warna,aroma, rasa, bentuk, ukuran, dan kekerasan, umumnya diamati secara subyektif.Komposisi setiap macam sayuran dan buah-buahan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perbedaan varietas, keadaan cuaca tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, dan kondisi penyimpanan. Sayuran dan buah-buahan mempunyai kadar air yang tinggi yaitu sekitar 75-95%, umumnya rendah dalam rendah kadar protein dan lemak. Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun. Walaupun berkadar air tinggi, buah-buahan tidak dianggap sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi karena rasanya yang manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah (Kristian, 2003).

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Alat Dan Bahan

3.1.1. Alat
  • Penggaris
  • Jangka sorong
  • Mikrometer
  • Timbangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
3.1.2. Bahan
  • Kueni
  • Tomat
  • Kentang
  • Salak
  • Terong belanda
  • Jeruk
  • Bayam 
  • Apel
  • Wortel
3.1.3. Prosedur Kerja

   1. Warna, Aroma dan rasa
  • Di amati warna, lalu aromanya dan penampakan umum bahan yang disediakan
  • Di lakukan pencicipan untuk mengetahui rasanya
  • Kemudian di catat hasil pengamatan dan pencicipan
   2. Bentuk
  • Di gambarkan bahan yang tersedia.
  • Lalu diberi keterangan pada gambar tersebut
  3. Berat
  • Ditimbang semua bahan yang telah disediakan
  • Kemudian dicatat berat masing-masing
  4. Ukuran
  • Diukur panjang, lebar dan tinggi/tebal masing-masing buah dan sayuran dengan menggunakan penggaris, jangka sorong atau mikrometer skrup.
  5. Kekerasan
  • Di lakukan pengamatan terhadap bahan secara subyektif dengan cara dipijit dengan menggunakan jari tangan.
  • Kemudian diukur dengan menggunakan penetrometer.

BAB IV. PEMBAHASAN

    Pada praktikum ini di lakukan di Laboratorium Instrumentasi Fakultas  pertanian Unika ST. Thomas Medan. Kelompok pertama bahannya kueni, kueni berwarna hijau, aromanya berbau kueni dan bentuknya lonjong sedangkan beratnya sebelum pengupasan 2,3 ons, sesudah pengupasan 2,2 ons dan rasanya manis, sedangkan ukuran panjangnya 6,5 cm, lebar 6,6 cm dan kekerasan P1 3,8 mm, P2 2,6 mm, P3 3,9 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya manis, dalam larutan garam rasanya masam, dalam Vitamin C rasanya manis, dalam larutan kapur ransanya menjadi hambar. Tomat berwarna merah cerah, aromanya berbau tomat dan bentuknya bulat sedangkan beratnya sebelum pengupasan 0,5 ons, sesudah pengupasan 0,4 ons dan rasanya masam, sedangkan ukuran panjangnya 5,0 cm, lebar 4,9 cm dan kekerasan P1 12,9 mm, P2 14,7 mm, P3 12,9 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya masam, dalam larutan garam rasanya masam, dalam Vitamin C rasanya masam, dalam larutan kapur rasanya menjadi hambar. Kentang berwarna coklat muda, aromanya berbau kentang dan bentuknya lonjong sedangkan beratnya sebelum pengupasan 0,4 ons, sesudah pengupasan 0,3 ons dan rasanya hambar, sedangkan ukuran panjangnya 6,1 cm, lebar 3,4 cm dan kekerasan P1 0,4 mm, P2 1,6 mm, P3 0,4 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya pahit, dalam larutan garam rasanya pahit, dalam Vitamin C rasanya pahit, dalam larutan kapur rasanya menjadi hambar. Salak berwarna coklat tua, aromanya berbau salak dan bentuknya tidak beraturan sedangkan beratnya sebelum pengupasan 0,5 ons, sesudah pengupasan 0,4 ons dan rasanya masam sedangkan ukuran panjangnya 9,9 cm, lebar 7 cm dan kekerasan P1 0,3 mm, P2 0,7 mm, P3 0,3 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya masam, dalam larutan garam rasanya manis, dalam Vitamin C rasanya masam, dalam larutan kapur rasanya menjadi hambar. Terong Belanda berwarna merah kekuningan, aromanya tidak berbau dan bentuknya lonjong sedangkan berat sebelum pengupasan 0,4 ons, sesudah pengupasan 0,3 ons dan rasanya masam, sedangkan ukuran panjangnya 6,6 cm, lebar 4,1 cm dan kekerasan P1 0,4 mm, P2 1,3 mm, P3 0,4 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya masam, dalam larutan garam rasanya masam, dalam Vitamin C rasanya masam, dalam larutan Kapur rasanya menjadi hambar. Jeruk berwarna kuning, aromanya berbau jeruk dan bentuknya bulat sedangkan beratnya sebelum pengupasan 0,5 ons, sesudah pengupasan 0,4 ons dan rasanya manis sedangkan ukuran panjangnya 5,5 cm, lebar 4,4 cm dan kekerasan P1 5,3 mm, P2 6,3 mm, P3 5,3 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya manis, dalam larutan garam rasanya masam, dalam Vitamin C rasanya manis, dalam larutan kapur rasanya menjadi manis. Sayur berwarna hijau, aromanya berbau sayur dan bentuknya panjang sedangkan beratnya sebelum pengupasan 0,5 ons, sesudah pengupasan 0,4 ons dan rasanya pahit sedangkan ukuran panjangnya 42 cm, lebar 13 cm dan kekerasan P1 0,9 mm, P2 1,6 mm, P3 0,9 mm dan di rendam dalam NaHCO3 rasanya pahit, dalam larutan garam rasanya pahit, dalam Vitamin C rasanya pahit, dalam larutan kapur rasanya menjadi hambar.
  • Perubahan Warna
    Bahan sayuran mengalami perubahan warna, karena mengalami proses pelayuan disebabkan oleh tingginya aktifitas respirasi pada bahan dan juga akibat dari gas etilen yang mempercepat proses pelayuan kemudian mengakibatkan perubahan warna.
  • Tekstur
       Tekstur bahan yang segar akan berubah ketika bahan sudah layu. Hal ini disebabkan dalam proses pematangan tekanan turgor sel selalu berubah, hal ini terjadi karena komposisi dinding sel berubah. Dinding sel umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa, zat pektin, dan lignin.
  • Organoleptik
       Ketika bahan masih dalam keadaan segar bahan akan berbeda dengan bahan yang sudah layu, hal ini disebabkan Perubahan kandungan gula sederhana dalam sayuran, umumnya menyangkut gula sukrosa, glukosa dan fruktosa. Selama pematangan terjadi perubahan komposisi asam-asam amino dan protein. Meskipun kandungan lemak dalam buah-buahan rendah, namun lemak berperan dalam hal tekstur, pembentukan flavor dan pigmen sayuran.

BAB V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

              Kesimpulan yang di dapat pada praktikum ini yaitu :
  1. Tumbuhan semusim atau tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Dalam pengertian botani, pengertiannya agak diperlonggar menjadi tumbuhan yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun.
  2. Berdasarkan siklus hidupnya, tumbuhan tahunan (perennial plants) adalah tumbuhan yang dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari pada dua tahun. Banyak di antaranya berupa pohon, meskipun terdapat pula terna ataupun semak.
  3. Sayuran memiliki sifat fisik yang berbeda-beda.
  4. Pada sayuran akan mengalami pelayuan setelah beberapa hari, ciri-ciri sayuran yang sudah layu dapat dilihat dari teksturnya, Warnanya, dan baunya.
  5. Pada buah terdapat tekstur, bentuk, berat, ukuran, aroma dan warna buah yang sudah masak dengan buah yang msh mentah berbeda.
  6. Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimiawi yang sangat kompleks. Selama proses, warna, rasa, tekstur, dan aroma buah mengalami perubahan. Pisang misalnya, mula-mula kuning keemasan, lambat-laun berubah kecoklatan, kemudian layu, melunak, terlalu masak dan akhirnya busuk. Buah yang masih muda berwarna hijau karena mengandung klorofil. Pada waktu buah menjadi tua, klorofil berubah menjadi pigmen alamiah yang berwarna kuning, merah, atau lainnya sesuai dengan jenis buah.
  7. Buah yang sudah masak aromanya sudah menunjukan aroma khas buah tersebut.
  8. Mengetahui bagai mana menghitung berat kadar air pada bahan buah-buahan yang di gunakan.

5.2. Saran

        Dalam melakukan praktikum harus dengan serius agar dapat mengetahui apa saja yang dipraktikan dan juga apa efek-efek yang terjadi setelah adanya perlakuan pada berbagaimacam jenis buah yang ada pada saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Pengetahuan untuk Bahan Industri Pertania Bogor. IPB. Bogor.

Gunawan. 2001. Pengetahuan dan Petunjuk Bahan-Bahan untuk Rumah Tangga. Jakarta.
                        
Kristian. 2003. Komoditi Ekspor Pertanian Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lewis. 2003. Teknologi Pangan Jilid 1. Jakarta.

Muchtadi. 2004. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Pangan Dan Gizi. Institut Pertanian  Bogor. Bogor. 

Pontem. 2001. Petunjuk Laboratorium Fisiologi Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran. IPB. 

Philip.  2004. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit. IPB. Bogor.


Comments

Popular posts from this blog

JENIS-JENIS MUTAGENESIS DAN PEMBENTUKAN MUTAN MAKALAH

Laporan Praktikum