PERANAN INSEKTA PADA PERTANIAN
PERAN INSEKTA PADA PERTANIAN
Disusun Oleh: Kelompok I
Pengampu Mata Kuliah: Lutfy Ditya Cahyanti
SP. MP.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DARUSSALAM
GONTOR
PONOROGO
1436/2015
I. PENDAHULUAN
Ilmu yang mempelajari tentang serangga atau insekta adalah ilmu entomologi. Ilmu ini merupakan suatu studi yang terorganisasi untuk memahami fase-fase kehidupan serangga dan peranannya pada alam. Entomologi berasal dari kata entomos (potongan/irisan) dan logos (ilmu). Sedangkan entomologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari serangga yang ada hubungannya terhadap pertanian.
Pengetahuan tentang serangga yang kita amati selama ini memberikan manfaat kepada lingkungan maupun makhluk hidup yang ada didalam nya dan terjadi interaksi didalamnya. Kita sebagai mahasiswa mendapat kewajiban untuk menjaga ekosistem antara keduanya sebab sebagian besar kerusakan pada tanaman disebabkan oleh serangga sebagai hama. Serangga hama tidak saja menyebabkan kerusakan pada tanaman yang berada dilingkungan tetapi juga menimbulkan kerusakan pada tanaman atau hasil tanaman yang berada ditempat pentimpanan.
Serangga tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap tanaman, disisi lain ia memiliki dampak positif bagi tanaman diantara lain serangga membantu perkembangan tanaman seperti lebah (coleoptera) yang membantu penyerbukan tanaman.
II. PEMBAHASAN
Kita menyadari sesungguhnya manusia memperoleh banyak manfaat dari kehadiran serangga. Rasanya tanpa layanan penyerbukan serangga seperti lebah, kita akan sedikit sekali mempunyai sayuran, buah-buahan dan bahan lainnya. Tanpa ada lebah madu maka sampai saat ini kita tidak akan merasakan kenikmatan dari madu. Serangga juga menghasilkan malam tawon, sutra dan zat-zat pewarna yang dihasilkan oleh serangga kokineum. Sejumlah serangga juga berperan sebagai predator dan parasit beberapa jenis hama tanaman, dan ini sangat bermanfaat dalam kegiatan pengendalian hama tanaman. Beberap tahun terakhir mungkin kita mendengar tentang pemanfaatans seranga sebagai pengendali gulma yang merugikan.
Sebaliknya, banyak jenis serangga yang menimbulkan kerugian bagi manusia. Misalnya, serangga hama yang menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Hal ini dapat dimengerti karena hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuh-tumbuhan (fitofagus), selebihnya adalah pemakan serangga lain (entomofagus), binatang lain atau sisa-sisa kotoran tanaman dan tumbuhan. Serangga tertarik pada tanaman bukan hanya sebagai makanan baginya tetapi tanaman juga di gunakannya sebagai tempat berlindung. Bagian-bagian tanaman yang digunakan oleh serangga adalah:
- Daun - Nekstar bunga
- Tangkai - Cairan tanaman
- Batang - Untuk membuat kokon (tempat tinggal)
Serangga juga dapat berperan menjadi vektor sutu penyakit pada tanaman dan juga bagi manusia itu sendiri misalnya:
- Penyakit mosaik kacang dan timun yang ditularkan oleh aphid, Myzus persicae.
- Penyakit malaria yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles.
- Penyakit pes yang ditularkan oleh pinjal tikus, Xenopsylla cheopis.
- Penyakit demam sapi Texas yang ditularkan oleh caplak sapi, Boophilus annulatus.
Jumar dalam bukunya "Entomologi Pertanian" mengatakan bahwa; secara garis besar peranan serangga dalam kehidupan manusia ada dua yaitu menguntungkan dan merugikan. Peranan serangga menguntungkan atau berguna tersebut antara lain:
- a. Serangga sebagai penyerbuk tanaman.
- b. Serangga sebagai penghasil produk (seperti madu, lilin, sutra dll).
- c. Serangga yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid).
- d. Serangga pemakan bahan organik.
- e. Serangga sebagai pemakan gulma.
- f. Serangga sebagai bahan penelitian.
Sedangkan peranan serangga yang merugikan atau merusak ekosistem pada lingkungan sekitar antara lain:
- a. Sebagi perusak tanaman lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang akar maupun bunga.
- b. Serangga perusak produk dalam simpanan (hama gudang)
- c. Serangga sebagai vektor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia.
Sesungguhnya peranan ini tak begitu berbeda dengan peranan serangga yang telah di kemukakan oleh dosen kami dikelas yaitu bahawa serangga memiliki peranan. Inilah ia klarifikasi serangga berdasarkan fungsinya:
- a. Serangga sebagai penyerbuk tanaman (polinator)
- b. Serangga sebagai penghasil produk (seperti: madu, lilin, sutra)
- c. Serangga karnivor (predator)
- d. Serangga herbivor (hama)
- e. Serangga vektor
- f. Serangga detrivor (dekomposer)
- g. Serangga bioindikator
Membicarakan perilaku serangga yang berperan sebagai hama bagi tanaman maka kita tidak akan terlepas dari membicarakan kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman itu sendiri. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga tersebut sesungguhnya sangat erat kaitannya dengan bentuk alat makan yang dimilikinya yaitu bentuk mulut dari serangga tersebut. Jenis atau bentuk mulut serangga akan menentukan jenis makanan yang akan dimakan oleh serangga tersebut dan macam kerusakan yang akan ditimbulkannya.
Pada dasarnya mulut yang dimiliki serangga dapat digolongkan menjadi tiga tipe utama, yaitu:
- Tipe mandibulata (menggigit-mengunyah), dimana alat pemakannya digunakan untuk memotong dan menggigit atau mengunyah bahan makanan padat. Alat pemakan ini dicirikan oleh adanya mandibel yang kuat.
- Tipe haustelata (menghisap), dimana alat makannya ini disesuaikan untuk mengambil bahan makanan cair atau bahan makanan yang terlarut. Alat makan ini memiliki bagian yang memanjang dan berbentuk seperti jarum yang dinamakan stilet.
- Tipe kombinasi, dimana mulut ini disesuaikan untuk mengambil bahan makanan padat atau bahan makanan cair.
Alat makan tipe kombinasi ini memiliki mandibel (rahang yang jumlahnya sepasang) untuk menggigit bahan padat dengan menggunakan maksila (dua alat untuk memegang dan mengunyah, terletak di dekat mandibel) dan labium (terletak dibelakang mulut membentuk bibir bawah) yang dimodifikasi untuk menghisap dan menjilat cairan. Tipe utama tersebut dapat mengalami variasi sehingga kita dapat menemukan berbagai macam tipe mulut yang dimiliki serangga, seperti menggigit-mengunyah, menghisap menusuk- menghisap, mengunyah-menghisap, menjilat-menghisap, serta menjilat.
Perilaku serangga dalam merusak tanaman dalam hubungannya dengan bentuk alat makannya atau mulutnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Serangga yang merusak batang atau ranting tanaman dengan cara melubangi, menggerek, mematahkan atau melukainya.
a) Lophobaris piperis menggerek batang atau sulur tanaman lada; Xyloborus coffeae menggerek cabang atau ranting tanaman kopi; ulat tanah, Agrotis ipsilon memotong bagian pangkal batang tanman pada malam hari; Glenea novemguttata menggerek batang kakao, semuanya tergolong dalam ordo coleoptera.
b) Ulat Tryporyza innotata, penggerak batang padi batang putih; Chilo suppressalis, penggerak batang padi bergaris; Ostrinia furnacalis, penggerak batang jagung, semuanya termasuk dalam ordo Lepidoptera.
2. Serangga yang merusak daun atau kuncup daun tanaman dengan cara memakannya atau menghisap cairan makanan yang ada didalamnya.
Contoh:
a) Kumbang Oryctes rhinoceros, menyerang pohon daun dan kelapa yang masih muda; Lasioderma serricorni, kumbang tembakau, menyerang daun tembakau yang telah kering dan disimpan didalam gudang; Brontispa longisima, merusak daun kelapa; Epilachna sp dan Aulocophora similis menyerang daun terong dan jenis labu-labuan. Oulema pectoralis, menyerang daun anggrek, semuanya termasuk dalam ordo Coleoptera.
b) Ulat Arthona catoxantha, merusak daun kelapa; Pluttela maculipennis, ulat yang memakan daun kubis; Spodoptera exampta dan S. Lutura, ulat grayak yang menyerang daun tembakau dan kacang-kacangan, semuanya termasuk dalam ordo Lepidoptera.
c) Kepik Scotinophora vermiculata, kepik hitam, menyerang tanaman padi dan jagung; Helopeltis antonii, merusak dengan cara menghisap cairan daun pada daun teh, termasuk dalam ordo Hemiptera.
d) Wereng hijau Nephotettix virescens, merusak daun padi dengan cara menghisap cairan yang ada dalam padi tersebut; Coccus viridis merusak pucuk, daun, juga buah kopi, coklat, jeruk, karet dan jambu; Heteropsylla cubana, kutu loncat lamtoro, merusak daun lamtoro. Semuanya termasuk dalam ordo Homoptera.
e) Belalang Locusta migratoria manilensis, belalang kelana, pemakan daun-daunan jenis monokotil seperti rumput-rumputan termasuk padi, jagung, pisang dan teh. Serangga-serangga tersebut tergolong dalam ordo Othoptera.
3. Serangga yang merusak buah dan bunga dengan cara memakan , menghisap atau menggereknya.
Contoh:
a) Ulat Helicobverpa armigera, hama penggerek buah atau bonggol jagung; Etiella zinckenella, ulatnya menggerek, merusak bunga, buah dan batang tanaman kapas. Semuanya termasuk dalam ordo Lepidoptera.
b) Kepik Poecilocoris dives, kepinding buah teh, merusak bunga dan buah teh, Leptocorisa acuta, walang sangit, menghisap buah padi yang masak susu, keseluruhannya termasuk kedalam ordo Hemiptera.
c) Kumbang Cylas formicarius, menyerang umbi pada ubi jalar dari lapangan sampai ketempat penyimpanan, termasuk dalam ordo coleoptera.
4. Serangga yang menyerang akar tanaman contohnya:
a) Jangkrik Gryllus bimaculatus dan Teleogryllus testaceus, orong-orong, menyerang akar tanaman, termasuk dalam ordo Orthoptera.
b) Macrotermes sp, rayap yang merusak akar-akar tanaman, seperti akar cengkeh, termasuk dalam ordo Isoptera.
c) Kumbang Leuchopolis irrorata, larvanya menyerang akar tanman jagung; Gonocephalum depressum, larvanya memakan akar tebu, ubi kayu, padi dan jagung termasuk dalam ordo Coleoptera.
d) Kutu akar Pseococcus desepter, menyerang akar tanaman kopi dari mulai pangkal akar hingga rambut akar, termasuk ordo Homoptera.
5. Serangga yang menyerang titik tumbuh tanaman
Contohnya:
Atherigona exigua, lalat pada persemaian padi sawah dan padi gogo; Orseolea oryzae, hama ganjur, larvanya menyerang titik tumbuh pada tanaman padi; Agromyza phaseolia, lalat bibit yang merusak dan menyerang bibit kacang tanah, kacang kedelai dan kacang negara, termasuk dalam ordo Diptera.
6. Serangga sebagai vektor (penular) penyakit tanaman, seperti bakteri jamur dan virus.
Contohnya:
a) Kumbang Cerotoma variegatta dan Epilachna varivestis, menularkan virus mosaik kacang kapri, termasuk ordo Coleoptera.
b) Nilavarpata lugens, wereng cokklat dan Nephotettix verscen, wereng hijau menularkan virus kerdil rumput dan virus tongro, termasuk ordo Homoptera.
c) Peloncat daun, Cuerna costalis, menularkan bahkteri penyabab penyakit pierce anggur, termasuk ordo Homoptera.
7. Serangga perusak atau pemakan hasil pertanian atau biji-bijian ditempat penyimpanan (hama gudang).
Contohnya:
a) Ngengat Ephestia cautella dan Sitrotoga carealella, menyerang padi, gabah dan kacang tanah yang disimpan di tempat penyimpanan, termasuk dalam ordo Lepidoptera.
b) Kumbang Sitophillus oryzae, S. Zea mais, Tribolium castaneum, Alphitobius diaperinus dan Martianus dermestoides, adalah serangga perusak hasil pertanian yang disimpan di gudang seperti biji jagu dalam gudang, gabah, tepung terigu, kopra, dan lain-lain, termasu dalam ordo Coleoptera.
Di bawah ini ada beberapa cara pengendalian serangan hama (jumar, 2000):
- Pengendalian dengan Undang-Undang atau peraturan.
- Pengendalian secara kultur teknis.
- Pengendalian secara fisik dan mekanik.
- Pengendalian secara hayati (biologi).
- Pengendalian secara kimiawi.
- Pengendalian secara hama terpadu.
Untuk menghadapi permasalahan hama ini maka timbul gagasan untuk mengolah hama secara terpadu atau sering dikenal sebagai PHT (pengolahan hama terpadu) gagasan ini muncul dikarenakan masyarakat yang mulai khawatirakan dampak akan penggunaan pestisidabagi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan hidup. Data lapangan menunujukan bahwasannya penggunaan pestisida oleh petani dari tahun ketahun terus meningkat bukan hanya di Indonesia akan tetapi seluruh dunia. Maka dari itu dunia menginginkan pendekatan dan teknologi pengendalian hama baru yang tidak tergantung pada penggunaan pestisida.
III. PENUTUP
Serangga merupakan makhluk hidup yang sangat dominan jumlahnya di muka bumi ini, serangga memiliki peran positif yang sangat besar bagi manusia tanpa adanya maka laju perkembangbiakan tanaman akan terhambat dan karenanyalah kebutuhan manusia dapat terpenuhi dalam segi kesehatan dan kebutuhan makanan. Tetapi dilain sisi serangga memberikan dampak yang sangat merugikan ketika ia menjadi hama dan vektor.
Dari ini kami dari kelompok satu meminta maaf kepada teman-teman dan para dosen atas segala kekurangan yang telah kami perbuat semoga dapat dimaklumi adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu, Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Comments
Post a Comment