PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DALAM ISLAM DAN SAINS
ROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Tugas mata kuliah Worldview Islam
Dosen Pengampu: Hasib Amrullah S.Thi
Oleh: Andi Ahmad Abdul Azis
NIM: 35.2014.6.3.0898
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
PONOROGO/INDONESIA
1436/2014
I. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna diantara seluruh ciptaanNYA. Diantara Jin Manusia dan Malaikat, kita adalah makhluk yang sangat dimuliakan oleh NYA sampai ketika Allah SWT menciptakan Nabi Adam as, seluruh ciptaan Allah SWT di perintahkan untuk bersujud kepada adam, tetapi hanyalah Iblis yang bersombong diri tak mau mentaati perintah itu.
Allah berfirman,”Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku[1].
Di dalam Al-Qur’an telah banyak ayat-ayat yang menjelaskan tantang penciptaan manusia pertama yaitu Adam as. Di satu tempat, ayat itu menyatakan bahwa Adam tercipta dari tanah, dan di lain dan di lain tempat disebutkan ia tercipta dari dari sari pati tanah. Ayat lainnya menyatakanbahwa ia tercipta dari tanah yang liat, ada pula ayat yang mengungkapkan bahwa adam tercipta dari tanah kering seperti tembikar. Lantas dari apa sebenarnya Adam tercipta?
Allah berfirman, “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran allah?Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkat kejadian.”[2]
Al-Qur’an menggambarkan tahap-tahap pertumbuhan janin di dalam rahim secara jelas dan akurat, dan membagikannya ke dalam enam fase selain fase penciptaan dari tanah. Fase itu antara lain adalah: fase nutfah, fase alaqah, fase mudghah, fase pembentukan tulang, fase pembungkusan tulang dengan daging, dan fase taswiyah (penyempurnaan).
II. PEMBAHASAN
Semakin manusia mendalami ayat-ayat Al-Qur’an dan membandingkannya dengan penemuan-penemuan ilmiah modern maka semakin bertambah keimanan dan keyakinannya terhadap kebesaran Allah SWT dan kitab suciNya. Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 40 ayat yang membahas tentang ilmu embriologi (awal penciptaan), sebagaimana ada puluhan hadis-hadis Nabi di bidang ini. Semuanya amat sesuai denganilmu pengatahuan modern.
Allah SWT telah menciptakan bapaknya para umat manusia yaitu Adam as, dengan tangan-Nya sendiri kemudian memberi perintah kepada malaikat, jin, dan iblis untuk bersujud memberikan sujud penghormatan, akan tetapi hanya iblis lah yang menolak mematuhi perintah Allah karena sifat angkuh dan sombongnya. Allah SWT sangat membenci sifat sombong.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوْا لِأَدَمَ فَسَجَدُوْا إِلَّا إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ اَ فَتَتَّخِذُوْنَهُ, وَذُرِّيَّتُهُ, أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّلِمِيْنَ بَدَلاً
“Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, “sujudlah kamu kepada adam!” maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia adalah dari (golongan) jin, maka ia mendurhakai perintah tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan sebagai pemimpin selain Aku, padahalmereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.”[3]
Mari kita lihat, dari apa bapak kita, Adam as, tercipta? Tahap pertama penciptaan Adam adalah dari tanah. Hal ini di isysratkan oleh hadis Nabi, “sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggam yang diambil dari seluruh tanah bumi. Kemudian anak keturunan Adam terlahir sehingga bilangannya sejumlah tanah bumi, ada yang berwarna putih, merah, hitam dan antara dua warna itu; ada yang buruk, baik, senang, sedih, dan diantara dua keadaan itu.”[4]
Oleh karenanya, sifat-sifat manusia itu bermacam-macam berdasarkan macam-macam sifat tanah. Dan keturunan Adam terlahir serupa dengan ragam jenis tanah. Diantara meraka ada yang memiliki kepribadian yang lembut dan seperti tanah yang subur. Ada pula yang memiliki kepribadian yang keras, seperti tanah yang kering yang tak dapat menumbuhkan tanaman dan tidak mengandung air. Ada yang memiliki kepribadian sombong dan keras kepala. Sifat-sifat manusia itu bermacam-macam sesuai dengan sifat-sifat tanah yang menjadi bahan penciptaan Adam.
Ada pula yang putih, hitam dan merah, warnanya beragam seperti warna-warna tanah. Tabi’at manusia pun mencerminkan contoh dari sifat-sifat tanah, karena Allah mengambil satu genggam tanah yang di ambil dari seluruh macam tanah untuk menciptakan Adam. Oleh sebab itu, Adam disebut Adam, karena ia berasal dari kulit bumi yaitu “adim”, dan kulit bumi berarti “tanah”.
Dinamakan adam supaya anda selalu ingat dari apa anda di ciptakan dan oleh siapa anda di ciptkan. Sehingga anda harus tunduk dan merendahkan diri kepada kekuasaan dan keagungan sang Kholiq sebab anda tahu bahwasannya anda adalah anak cucu adam dan dari apa Adam itu sendiri di ciptakan.
Awal penciptaan Adam adalah dari tanah. Kemudian tanah itu dibasahi dengan air, setelah dibasahi maka ia menjadi sari pati tanah. Allah berfirman, “(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari sari pati tanah”[5]. Kemudian sari pati tanah tersebut dibasahi lagi, dan saat dibasahi maka sari pati tanah tersebutakan menjadi tanah liat. Semakin banyak air ditambahkan kedalamnya maka ia akan menjadi tambah kuat dan lengket. Allah berfirman, “Sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”[6] Makna tanah liat adalah tanah yang antara satu sama lainnya saling merekat dan bersatu. Tanah liat ini dibentuk oleh Allah dengan kedua tangan-Nya yang mulia sehingga terbentuklah wujud manusia, dan yang membentuknya adalah Allah langsung subhanallah.
Tanah yang dimaksud disini adalah tanah yang menutupi seluruh permukaan bumi. Sedangkan sari pati tanah adalah campuran tanah, air dan lumpur hitam yang dibentuk.
Manusia itu terbuat dari tanah, lalu tanah itu dibasahi sehingga menjadi sari pati tanah, kemudian sari pati tanah itu dibasahi sehingga menggumpal dan menjadi tanah liat, kemudian tanah liat ini di bentuk oleh Allah SWT sehingga menjadi tanah kering. Karena tanah kering ini di bentuk dan terlalu banyak disiram oleh air, maka ia menjadi hitam pekat. Kemudian tanah kering yang dibasahi tadi dibiarkan sehingga menjadi kering lagi sampai sampai terlihat seperti tembikar.
Allah SWT membuat lubang mulutnya sehingga menjadi seperti tembikar. Sampai saat itu Allah belum meniupkan ruh kedalamnya. Di dalam atsar (riwayat) disebutkan bahwa allah membiarka selama empat puluh hari dalam bentuk tembikar itu, yang berbentuk manusia persis seperti patung.
Jika kita mengetahui hal ini dan menghayatinya, niscaya kita tahu betapa diri kita ini sangat lemah dan tak berdaya di hadapannya, dan betapa Allah Maha Agung dan Mahakuasa? Allah berfirman, “maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”[7] Kemudian kedalam tanah keringi yang berbentuk manusia itu, Allah meniupkan satu hembusan sehingga ia menjadi manusia hidup yang bisa mendengar, berfikir, melihat, dan memahami. Manusia yang memiliki usus, kepala, hati, kaki dan organ-organ tubuh lainnya. Yang tadinya tembikar sekarang sudah menjadi makhluk yang kepadanya Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud. Dengan apakah semua ini terjadi? Semua ini terjadi hanya dengan satu hembusan. Kun fayakun.
Kenalilah siapa diri anda dan darimana anda berasal? Di sini Dr Nadiyah Thayyarah menyatakan bahwa manusia terbentuk dari dua hal yaitu tanah dan tiupan Allah yang Mahakuasa. Maka dari itu ada dua hal yang harus anda pehatikan baik-baik.
Anda berasal dari tanah, dan jika anda bisa berkomunikasi dengan Allah SWT, berarti anda telah dimuliakan. Tiupan Allah itu menjadikan anda menjadi mulia dan tinggi, oleh sebab itu, anda dapati ilmuan barat kebingungan menghadapi dua kelompok manusia yang salah satunya berpendapat bahwa manusia adalah hewan yang rendah, hina, tak berdaya. Mereka merasa jijik kepada makhluk yang berjenis manusia. Sebaliknya kelompok lain, mereka sangat mengagungkan dan mensucikan ras manusia.
Akan tetapi dalam islam menyatakan bahwa asal manusia adalah nutfah (sperma) yang hina. Tetapi Allah meniupkan ruh ke dalam diri anda dan dia membentuk diri anda langsung dengan tangan-Nya. Oleh karena itu, wajar bila pada diri anda terdapat kelemahan. Namun, disisi lain juga tersimpan kemuliaan. Dengan demikian, tidak mungkin manusia disebut hewan yang kotor dan nista, tetapi ia mulia dengan tiupan ruh dari Allah SWT.
Fase-fase penciptaan manusia itu yang pertama adalah penciptaan dari sari pati tanah atau dari tanah seperti yang telah di paparkan di atas.
Fase kedua adalah nuthfah (mani) berat sel sperma adalah 1/1000.000.000 gram. Secara etimologi, nutfah adalah cairan dalam jumlah kecil atau tetesan. Maksud nutfah disini adalah nuthfah laki-laki dan perempuan, atau spermatozoa laki-laki dan perempuan.
Kata nuthfah disebut dalam banyak ayat yang menjelaskan perannya dalam penciptaan manusia, diantaranya adalah firman Allah berikut:
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata”[8].
Apakah kamu kafir kepada Allah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian darisetetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”[9].
“Dialah yang menciptakan kamu tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, dantara kamu ada yang di wafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan suipaya kamu memahami(nya).”[10]
Air yang hina ini di tafsirkan sebagai sifat nuthfah karena melihat bagaimana sperma berjalan melalui uretra atau saluran kencing. Saat senggama terjadi, maka jutaan spermatozoa dipancarkan di dekat mulut rahim. Tetapi tidak semuanya yang mampu dan layak untuk membuahi sel telur. Sebagian besarnya akan mati di perjalanan, dan yang sampai ke tuba fallopi hanya sekitar 500 spermatoza saja.
Sel telur yang besarnya 850.000 kali lipat dari spermatozoa, tampak seperti planet yang besar, sedangkan spermatozoa seperti bulan-bulan yang berevolusi pada poros planet besar itu. Spermatozoa di dorong oleh gerakan rambut-rambut halus dan gelombang timbul akibat gerakan cairan yang ada pada tuba fallopi untuk mengitari sel telur, sampai salah satunya lolos, berhasil menerobos masuk kedalam sel telur.
Penerobosan berlangsung melalui benjolan yang menonjol keluar dari selaput sel telur sehingga spermatozoa akan tertarik ke arahnya. Dari kepalanya, spermatozoa akan mengeluarkan bahan-bahan pelarut untuk membuka jalannya di dalam selaput sel telur. Dan dengan kepalanya itu, ia akan sampai kedalam sel telur yang bergetar selama kira-kira satu menit untuk menyambut kedatangan spermatozoa yang menerobosnya. Di saat yang sama, spermatozoa lain kaget akan akibat dari aliran listrik yang di timbulkan getaran sel telur, kemudian akan pergi menjauh.
Setelah penerobosan ini, terjadilah penyatuan antara bahan-bahan janin dari masing-masing sel telur dan spermatozoa untuk menghasilkan sel pertama atau zigot. Ketika itu, gabungan bahan genetik telah sempurna dan terdiri dari 46 kromosom. Spermatozoa sendiri mengandung 23 kromosom, dan hanya satu di antara kromosom itu yang menentukan jenis kelamin antara X atau Y. Sedangkan sel telur, hanya mengandung kromosom X saja.
Jika kromosom Y bersatu dengan sel telur X maka sel telur yang di buahi (zigot) akan menjadi laki-laki (XY). Dan apabila kromosom X bersatu dengan sel telur X, maka sel telur yang di buahi akan berjenis kelamin perempuan (XX).
اإِنَّا خَلَقْنَا الِإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيْعًا بَصِيْرًا
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami kami jadikan ia mendengar dan melihat.”[11]
Kata amsyaj berarti campuran. Dengan demikian penggunaan kata amsyaj ini lebih akurat dan lebih tepat untuk menggambarkan sel zigot yang muncul dari penyatuan bahan-bahan genetik pada, masing-masing sperma laki-laki dan sel telur perempuan.
Fase ketiga adalah fase ‘alaqah adalah fase pembentukan organ tubuh. saat itu, zigot mulai memiliki sifat aluq atau bergantung.
Fase ini dimulai sejak berakhirnya fase nutfah yang merupakan fase perencanaan atau gambaran awal janin dan jenis kelaminnya sudah ditentukan. Fase alaqah ini adalah fase persiapan untuk membentuk atau menggambar organ-organ janin. Ia berlangsung selama 40 hari, selama itu bentuk organ-organ mulai disempurnakan. Setelah itu, kehamilan beralih ke fase mudghoh atau sempurna. Di fase ini, perencanaan mulai beralih ke pelaksanaan dan pembentukan. Oleh sebab itu, Allah mengisyaratkannya di awal ayat al-qur’an yang diturunkan Allah kepada Rasulullah dengan firman-nya:
خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
“Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah).”
Para ilmuan menyimpulkan bahwa lintah (dudat al-alaq) hidup dan mendapat makanannya dengan menghisap darah. Demikian juga alaqah, ia hidup dengan menghisap darah ibunya untuk mendapatkan makanannya. Disebut alaqah, karena ia bergantung di dinding rahim.
Fase alaqah (segumpal darah) yang terus menyempurnakan diri secara bertahap pun mulai sampai janin berbentuk seperti lintah yang hidup di dalam air.
‘Alaqah mendapatkan makanannya dari darah yang mengalir di pembuluh darah dan kelenjar susu rahim yang jumlahnya sekitar 15.000 kelenjar. Kemudian sel-sel alaqah itu akan berkembang biak hingga jumlahnya mencapai 100 sel, yang panjangnya mencapai 2,5 - 4,5 mm setelah hari ke-25.
Fase keempat adalah fase mudghoh disebut mudgoh karena ketika rahim di teropong bentuknya seperti segumpal daging yang di kunyah. Fase mudghoh ini terjadi setalah fase alaqah. Di antara sifat segumpal daging adalah bisa memanjang dan bentuknya akan berubah jika di kunyah. Dan inilah yang benar-benar terjadi pada janin di fase ini. Allah berfirman “hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.”[12]
Jadi, ada dua macam mudghoh; yaitu mudghoh yang sempurna penciptaannya dan mudghoh yang tidak sempurna. Sampai-sampai jika janin itu di letakkan di atas meja maka orang yang melihatnya akan bertanya-tanya “potongan daging apa ini?” anda akan memerlukan seorang dokter untuk menjelaskan rinciannya.
Fase kelima yaitu fase pembentukan tulang, allah berfirman, ”kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang.”[13]
Ayat diatas mengisyaratkan tentang bagaimana pembentukan tulang pertama kali dari mudghoh yang sempurna penciptaannya. Salah satu bagian dari ruas mudghoh ini akan berubah menjadi jaringan-jaringan tulang untuk membentuk tulang punggung dan struktur tulang lainnya. Pada awal minggu ketujuh atau setelah 42 minggu, rupa awal manusia telah tampak. Ini sesuai dengan sabda baginda Rasulullah SAW, “Empat puluh dua hari setelah nutfah terbentuk, Allah akan mengutus malaikat. Kemudian Allah membentuknya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulit, daging dan tulangnya.”[14]
Pada hari ke-42, disetiap sisi tubuh bagian atas, akan muncul pucuk-pucuk yang kemudian tumbuh membesar. Ia terdiri dari mesenchyme yang diliputi lapisan ectoderm (permukaan kulit). Kemudian ujung pucuk itu akan membentuk dari telapak tangan dan jemari pada minggu kedelapan. Dan pada saat yang sama, mesenchyme ini akan menebal hingga membentuk tulang rawan sebagai awal pembentukan tulang lengan atas, tulang hasta, tulang lengan, kedelapan, tulang rawan itu telah berubah menjadi tulang organ tubuh bagian atas yang sempurna.
Fase keenam adalah fase pembentukan daging, pada fase ini di tandai dengan menyebarnya otot-otot di sekitar tulang dan meliputinya. Fase pembungkusan tulang dengan daging dimulai pada akhir minggu ketujuh dan berlangsung hingga akhir minggu kedelapan. Proses terjadi setelah fase pembentukan tulang, sebagaimana di jelaskan Al-Qur’an.
Setelah sempurnanya pembungkusan tulang dengan otot, maka bentuk manusia sudah semakin sempurna sehingga bagin tubuh satu sama lainnya semakin terikat.
Pada fase ini juga tulang punggung semakin terbentuk dengan sempurna, yang tadinya membungkuk seperti bulan sabit, menjadi lurus dan tegap, dengan begitu, janin mulai terlihat dengan jelas dengan tegaknya postur tubuh secara dini di minggu kedelapan dan bentuk itu akan semakin sempurna pada minggu ke-12.
Di fase ini, proses penciptaan dan pembentukan wajah berlangsung. Di saat yang sama, Allah mengisyaratkan akan terjadinya susunan tubuh yang seimbang. Proses ini terjadi langsung tanpa jeda waktu. Maha benar Allah saat berfirman;
لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”[15].
Kata taqwim dalam ayat ini mengisyaratkan penciptaan tulang punggung yang dengannya seorang manusia bisa tegak berdiri, mengangkat kepala, membunguk, rukuk dan bersujud kepada Allah SWT.
Fase ketujuh adalah fase pembentukan manusia, di sini, mulailah fase baru, di dalamnya proses-proses penting terjadi. Pertumbuhan pada fase ini semakin cepat dibandingkan sebelum-sebelumnya. Janin pun berubah menjadi bentuk ciptaan lain. Bentuk kepala, tubuh, dan organ lainnya seimbang (antara minggu 9-12). Pada fase ini pula organ-organ genital bagian luar mulai tampak. Struktur tulang yang tadinya tulang rawan yang lunak berubah menjadi tulang yang keras pada minggu ke-12. Pada minggu yang sama, organ tubuh dan jari-jemari mulai terpisah.
III. PENUTUP
Tuntunan yang diberikan Al-Qur’an mengarahkan kepada manusia untuk berbuat baik terhadap sesama. Rasulullah muhammad SAW merupakan suri tauladan dalam berbuat baik. Perbandingan akhlak yang dimiliki manusia dideskripsikan sebagai berikut:
- Jika manusia berbuat jahat kepada orang yang berbuat baik kepadanya, ia mengikuti perbuatan setan.
- Jika manusia berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadanya, apa bedanya dengan perilaku hewan peliharaan yang dipelihara dengan baik.
- Jika manusia berbuat baik pada orang yang tidak membantunya, itu dilakukan oleh orang kebanyakan.
- Jika manusia berbuat baik pada orang yang berbuat jahat kepadanya, ia mengikuti perilaku Rasulullah SAW.
- Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan kepada ustaz, kurangnya itu hanyalah yang datang dari saya dan lebihnya hanya berasal dari Allah SWT, tapi kami mohon dimaklumi adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr Nadhiyah, Thayyarah. 2013. Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an. Cetakan II. Jakarta.
Sani, Abdullah, Ridwan. Sains Berbasis Al-Qur’an. Penerbit Bumi Aksara.
[1] Q.S Shad: 75. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 183
[2] Q.S Nuh: 13-14. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 189.
[3] Q.S Al-Kahfi: (18)50. Ridwan Abdullah Sani, Sains Berbasis Al-Qur’an, Hal 24
[4] HR. Imam Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 182
[5] Q.S Shad:71. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 183.
[6] Q.S Ash-Shaffat: 11. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 183.
[7] Q.S Al-Hijr:29. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 185.
[8] Q.S An-Nahl: 4, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 191
[9] Q.S Al-Kahfi: 37, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 191
[10] Q.S Ghafir: 67, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 191
[11] Q.s Al-insan: 2, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 194.
[12] Q.S Al-Hajj:5, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 206.
[13] Q.S Al-Mu’minun: 14, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 210.
[14] H.R Muslim, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 210.
[15] Q.S At-Tin: 4, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Oleh Dr Nadiyah Thayyarah hal 212.
Comments
Post a Comment