Mapping High-Resolution Percentage Canopy Cover Using a Multi-Sensor Approach
Mapping High-Resolution Percentage Canopy Cover Using a Multi-Sensor Approach
Untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis
Oleh :
Nama : Andi Ahmad Abdul Azis
NIM : S651908003
Dosen Pengampu : Komariah, STP., M.Sc., Ph.D.
MAGISTER
ILMU TANAH
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akurasi data
landskap terkait jumlah dan kerapatan vegetasi, tutupan lahan dapat membantu
program informasi lingkungan sebagai pengolahan data spasial dan untuk
pengeloaan sumber daya alam. Pemetaan tutupan hutan dengan cara survey lapangan
sangat sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang mahal.
Permasalahan yang
dihadapi dalam interpretasi data citra adalah Ketika area yang diinterpretasi
cukup luas dan resolusi citra yang kurang, kemudian tingkat kontras yang kurang
sehingga akhirnya sulit untuk dibedakan antar kelas dari warna pixelnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan interpretasi dengan data resolusi tinggi Sentinel-2 imagery kemudian pixel dicerahkan dengan tambahan data dari LiDAR agar semakin terlihat jelas perbedaan masing – masing pixel antar vegetasi.
BAB II. METODE
2.1. Lokasi
Studi dilakukan untuk mengembangkan
persentase perkiraan tutupan kayu diuji untuk area besar di Texas selatan (Gbr.
1). Daerah studi mencakup sekitar 9.200.000 ha dan berisi beberapa jenis sistem
ekologi. Diurutkan berdasarkan ukuran, ekoregion dominan di daerah tersebut
adalah Southern Texas, Eastern Texas, and Western Gulf Coastal Plains. Southern
Texas dicirikan oleh lanskap bergulir, dengan semak-semak seperti mesquite (Prosopsis
glandulosa), blackbrush (Vachellia rigidula) dan ceniza (Leucophyllum
frutescens) menjadi bentuk vegetasi yang paling luas (Griffith et.al.,
2007) . Dan lokasi lain memiliki ciri tersendiri.
2.2. Seleksi/klasifikasi citra udara
Untuk memastikan
bahwa akan ada cakupan geografis yang memadai dari sampel untuk klasifikasi
dengan mosaik citra udara resolusi tinggi dan satelit Sentinel-2, dan indeks
topografi (DEM & slope). Penilaian fitur yang disebutkan di atas
menghasilkan total 27 sampel yang dipilih secara manual, yang dipilih untuk
memastikan bahwa masing-masing area yang berpotensi unik dalam area penelitian
akan diwakili. Selanjutnya, satu quarterquad (QQ) dalam masing-masing
quadrangles yang dipilih secara manual dipilih secara acak untuk
diklasifikasikan. Dua sumber citra digunakan untuk menghasilkan set data
multi-temporal untuk biner, atau tutupan kayu versus bukan-kayu. Beberapa
tanggal gambar digunakan untuk membantu menjelaskan masalah yang dapat muncul
dari perbedaan temporal dalam vegetasi.
Training area
untuk klasifikasi gambar udara dibuat untuk setiap QQ dengan menggunakan Plugin
Klasifikasi Semi-otomatis QGIS (Congedo, 2017) untuk menghasilkan poligon yang
diturunkan dari raster berdasarkan citra NAIP. Dengan menggunakan pendekatan
ini, dua kelas tutupan lahan diwakili dalam Training area di mana: 1 = semak
atau pohon, 0 = semua tutupan lahan lainnya. Untuk pengklasifikasian dan
mengidentifikasi berbagai jenis vegetasi, Normalized Difference Vegetation Index
(NDVI; Bannari et al., 1995) dihitung untuk data NAIP dan TOP.
2.3. Seleksi dan klasifikasi citra satelit
Tiga tanggal citra
Sentinel-2 yang digunakan: 1-30-2017 (Sentinel-2A), 9-122017 (Sentinel-2B), dan
4-15-2018 (Sentinel-2A). Band-band berikut dari setiap tanggal digunakan: Band
2 (Biru), Band 3 (Hijau), Band 4 (Merah), Band 5 (Tepi Merah Vegetasi), Band 8
(NIR), Band 11 (SWIR1), dan Band 12 (SWIR2). Selain band-band ini, NDVI dan
EVI2 (Jiang et.al., 2008) dihasilkan untuk setiap tanggal. Semua lapisan
tersebut dikompilasi menjadi tumpukan data variabel dengan resolusi 10 m.
Untuk
mengembangkan data pelatihan (trainig area) untuk klasifikasi citra satelit,
keluaran dari klasifikasi biner yang dilakukan untuk setiap QQ dikumpulkan dan
disesuaikan dengan resolusi Sentinel-2 yang dipilih (10 m). Resolusi dataset
udara dan satelit memungkinkan hasil klasifikasi biner menjadi mudah
diintegrasikan dengan data Sentinel-2. Secara khusus, masing-masing
memperkirakan 1 m2 piksel tutup kayu dapat diartikan sebagai 1% penutup di
dalam piksel Sentinel 100 m2 yang sesuai (Gbr. 4).
Hasil agregat
kemudian direklasifikasi ke dalam 10 persen kelas tutupan kayu (PWCC) (Tabel
2), sehingga menghasilkan kumpulan sampel pelatihan potensial yang akan digunakan
untuk mengklasifikasikan citra Sentinel-2. Setelah itu, kumpulan titik acak
dihasilkan dalam area pengambilan sampel dan 10.000 sampel untuk setiap kelas
tutupan lahan (Tabel 2) dipilih secara acak (n = 100.000). Nilai dari tumpukan
data Sentinel-2 diekstraksi di 100.000 lokasi sampel, hutan acak dieksekusi,
dan model tersebut diterapkan pada tumpukan untuk menghasilkan prediksi
penutupan lahan 10 m untuk kelas PWCC.
BAB III. HASIL DAN DISKUSI
Hasil pengelompokan
tutupan vegetasi 10 m dibandingkan dengan citra TOP dan NAIP dengan resolusi
tinggi menghasilkan nilai yang memuaskan. Nilai PWCC diprediksi memiliki
kesamaan yang tinggi dengan tutupan kayu yang tinggi, campuran, dan daerah
non-kayu yang diamati dalam citra (Gambar 5).
Ditinjau secara
umum ada beberapa jumlah tutupan yang lebih luas di bagian timur laut dari
wilayah penelitian, dan kelas tutupan menengah dan rendah yang meliputi bagian
tengah, selatan dan barat.
Bagian yang
dimodelkan dari keseluruhan 9.200.000 ha lahan di wilayah penelitian termasuk
dalam kelas tutupan kayu (Tabel 2). Statistik menunjukkan bahwa akurasi
tertimbang keseluruhan (Aow) adalah 0,82 dan bahwa keseluruhan kappa tertimbang
(kw) adalah 0,49. Akurasi tertimbang (Ciw) berkisar antara 0,78 (kelas 40 dan
50) - 0,93 (kelas 0) dan akurasi produsen (Ojw) tertimbang berkisar antara 0,81
(kelas 10, 20 dan 30) - 0,85 (kelas 90).
Cara agar dapat
menilai kinerja model PWCC digunakan Mean Absolute Error (MAE) dan Residual Sum
of Squares (RSS) dihitung dengan membandingkan perkiraan model dengan tutupan
kanopi dari lima area sampel LiDAR (Gbr. 4). Nilai MAE dan RSS masing-masing
untuk PWCC (Gambar 6A) adalah: 42 dan 157 untuk di wilayah barat daya (area
sampel 1), 54 dan 226 untuk area barat laut (area sampel 2), 19 dan 63 untuk area
timur laut (area sampel 3), 190 dan 1016 untuk area tenggara (area sampel 4),
dan 64 dan 229 untuk area pusat (area sampel 5).
Model LiDAR yang
paling cocok berada di wilayah tenggara (area 4), dan yang paling bagus adalah
di timur laut (area 3). Berdasarkan kelas, kesalahan relatif untuk kelas
20-70%, nilai MAE dan RSS masing-masing sekitar antara 26 hingga 49 dan 63147.
Kesalahan relatif sedikit lebih tinggi untuk kelas 10% dan 80%. Kesalahan
menurut kelas tertinggi ditunjukkan untuk kelas 90 (≥90% tutupan), yang memiliki MAE 267 dan
RSS 990.
PWCC dengan citra
resolusi tinggi (NLCD 2011 dan LANDFIRE 1.4) menunjukkan bahwa area dengan
penutup yang jarang di daerah barat daya, di mana area besar dianggap memiliki
sedikit atau tidak ada tutupan. Produk LANDFIRE umumnya cenderung sulit
diperkirakan dengan keadaan tutupan kanopi, terutama di daerah dengan semak danvkerapatan
pohon yang tinggi.
Secara
keseluruhan, penilaian visual dan kuantitatif layak untuk estimasi tutupan
kanopi yang sangat rinci yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pemodelan
pada berbagai skala. LANDFIRE yang secara khusus dimaksudkan untuk mendukung perencanaan
nasional dan regional, dan unit manajemen kebakaran (Toney et.al., 2016).
LANDFIRE EVC dapat berpotensi berkontribusi terhadap beberapa perkiraan tutupan
semak belukar, NLCD, ada kemungkinan juga bahwa beberapa area tutupan NLCD rendah
adalah karena area semak tidak diambil pada ketinggian 30 m. Ditunjukkan dalam
sebuah studi global bahwa menggunakan citra beresolusi tinggi dapat
meningkatkan perkiraan tutupan kanopi dibandingkan dengan perkiraan yang
berasal dari citra satelit yang lebih kasar, terutama dalam bioma lahan kering
(Bastin et al., 2017).
BAB IV. KESIMPULAN
Studi ini
menyajikan sebuah pendekatan untuk menghasilkan estimasi persentase tutupan
kanopi dengan resolusi tinggi menggunakan pendekatan dua fase. Pendekatan ini
menggunakan klasifikasi iteratif citra udara multi-temporal (resolusi 1 m)
untuk menghasilkan kumpulan data pelatihan (training area) yang digunakan untuk
mengklasifikasikan citra satelit Sentinel-2 (resolusi 10 m). Hasilnya
menunjukkan peningkatan baik dalam hal resolusi spasial pada skala besar dan
kenyataan bila dibandingkan dengan citra udara resolusi tinggi. Hasilnya juga
menyarankan bahwa pendekatan ini lebih cocok untuk menangkap daerah dengan
tutupan kanopi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pendekatan yang telah
menggunakan metode pengambilan sampel lapangan, survei gambar udara, dan citra
Landsat 30 m.
Perbandingan
kuantitatif berdasarkan pada PWCC yang dipetakan, produk penutup kanopi lain
yang tersedia untuk wilayah tersebut, dan data referensi LiDAR juga menunjukkan
bahwa pendekatan yang disajikan dapat digunakan untuk menghasilkan perkiraan
penutup kanopi dengan resolusi tinggi yang relatif berkualitas tinggi.
Selain itu, pendekatan
ini juga menyajikan prosedur yang berpotensi kurang intensif untuk menghasilkan
data pelatihan (training area) untuk mendapatkan tutupan kanopi dibandingkan
dengan beberapa metode sebelumnya yang membutuhkan teknik lapangan atau
interpretasi foto manual (Carreiras et.al., 2006; Coulston et.al., 2012;
Karlson et.al., 2015; Karlson et.al., 2016). Meskipun ini bisa menjadi alat
yang berguna untuk memetakan tutupan kanopi, pendekatan ini merupakan
alternatif untuk menggunakan LiDAR, walaupun efektif untuk mengembangkan data
pelatihan, juga bisa mahal dan tidak tersedia datanya, terutama pada kondisi
geografis yang luas.
Singkatnya,
pendekatan langsung yang menunjukkan penggunaan data resolusi tinggi yang
tersedia secara luas untuk menghasilkan perkiraan persentase tutupan kanopi
yang realistis telah disajikan dalam penelitian ini. Pendekatan agregasi, yang
terkait ukuran sel 1 m - 10 m, yang digunakan di sini juga intuitif karena
jumlah piksel tutupan kayu yang diklasifikasikan mewakili persentase tutupan
pada resolusi 10 m. Pendekatan ini dapat diterapkan di lokasi mana pun di mana
beberapa tanggal pencitraan resolusi tinggi tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen,
H.E., McGaughey, R.J., Reutebuch, S.E., 2005. Estimating forest canopy fuel parameters
using LIDAR data. Remote Sens. Environ. https://doi.org/10.1016/j.rse. 2004.10.013.
Bannari,
A., Morin, D., Bonn, F., Huete, A.R., 1995. A review of vegetation indices. Remote
Sens. Rev. 13 (1–2), 95–120. https://doi.org/10.1080/02757259509532298.
Bastin,
J.F., Berrahmouni, N., Grainger, A., Maniatis, D., Mollicone, D., Moore, R.,
... Castro, R., 2017. The extent of forest in dryland biomes. Science.
https://doi.org/10. 1126/science.aam6527.
Breiman,
L., 2001. Random forests. In: Machine Learning, Https://doi.org/10.1023/A:1010933404324.
Carreiras,
J.M.B., Pereira, J.M.C., Pereira, J.S., 2006. Estimation of tree canopy cover
inevergreen oak woodlands using remote sensing. For. Ecol. Manag. 223 (1–3),
45–53. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2005.10.056.
Chazdon,
R.L., 2008. Beyond deforestation: restoring forests and ecosystem services on degraded
lands. Science. Https://doi.org/10.1126/science.1155365.
Congalton,
R.G., Green, K., 1999. Assessing the Accuracy of Remotely Sensed Data: Principles
and Applications. Lewis Publishers, Boca Raton, Fla.
Congedo,
L., 2017. Semi-automatic classification plugin documentation. In: QGIS Plugin Documentation,
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.2137.4884.
Cord,
A.F., Meentemeyer, R.K., Leitão, P.J., Václavík, T., 2013. Modelling species
distributions with remote sensing data: bridging disciplinary perspectives. J.
Biogeogr. 40 (12), 2226–2227. https://doi.org/10.1111/jbi.12199.
Coulston,
J.W., Moisen, G.G., Wilson, B.T., Finco, M.V., Cohen, W.B., Brewer, C.K., 2012.
Modeling percent tree canopy cover: a pilot study. Photogramm. Eng. Remote
Sens. https://doi.org/10.14358/PERS.78.7.715.
Draper,
N.R., Smith, H., 1998. Applied Regression Analysis, 3rd ed. John Wiley (ISBN 0-471-17082-8).
Environmental
Protection Agency, 2012. Level III Ecoregions of Texas. Corvallis, OR, 175. Retrieved
from. ftp://ftp.epa.gov/wed/ecoregions/tx/tx_eco_l3.zip. http://edg.epa.gov.
Erdody,
T.L., Moskal, L.M., 2010. Fusion of LiDAR and imagery for estimating forest canopy
fuels. Remote Sens. Environ. 114 (4), 725–737. https://doi.org/10.1016/j.rse.2009.11.002.
European
Space Agency (ESA), 2015. Sentinel-2 User Handbook. In Sentinel-2 User Handbook.
(doi:GMES-S1OP-EOPG-TN-13-0001).
Falkowski,
M. J., Evans, J. S., Naugle, D. E., Hagen, C. A., Carleton, S. A., Maestas, J.
D.,… (2017).
Foley,
J.A., DeFries, R., Asner, G.P., Barford, C., Bonan, G., Carpenter, S.R., ...
Snyder,P.K., 2005. Global consequences of land use. Science 309 (5734),
570–574. https://doi.org/10.1126/science.1111772|10.1126/science.1111772.
Gislason,
P.O., Benediktsson, J.A., Sveinsson, J.R., 2006. Random forests for land cover classification.
Pattern Recogn. Lett. https://doi.org/10.1016/j.patrec.2005.08.011.
Griffith,
G., Bryce, S., Omernik, J., Rogers, A., 2007. Ecoregions of Texas. In: Texas Commission
on Environmental Quality, (Austin, Texas).
Homer,
C.G., Dewitz, J.A., Yang, L., Jin, S., Danielson, P., Xian, G., Megown, K.,
2015. Completion of the 2011 National Land Cover Database for the conterminous
United States-representing a decade of land cover change information.
Photogramm. Eng. Remote. Sens. https://doi.org/10.14358/PERS.81.5.345.
Hyde,
P., Dubayah, R., Peterson, B., Blair, J.B., Hofton, M., Hunsaker, C., ...
Walker, W., 2005. Mapping forest structure for wildlife habitat analysis using
waveform lidar: Validation of montane ecosystems. Remote Sensing of Environment
96 (3–4), 427–437. https://doi.org/10.1016/j.rse.2005.03.005.
International
Boundary and Water Commission (IBWC), 2011. International Boundary and Water
Commission Lidar, 2011-03-20. Web. 2019-07-29.
Jiang,
Z., Huete, A.R., Didan, K., Miura, T., 2008. Development of a two-band enhanced
vegetation index without a blue band. Remote Sens. Environ. https://doi.org/10.
1016/j.rse.2008.06.006.
Karlson,
M., Ostwald, M., Reese, H., Sanou, J., Tankoano, B., Mattsson, E., 2015.
Mapping tree canopy cover and aboveground biomass in Sudano-Sahelian woodlands
using Landsat 8 and random forest. Remote Sens.
https://doi.org/10.3390/rs70810017.
Karlson,
M., Ostwald, M., Reese, H., Bazié, H.R., Tankoano, B., 2016. Assessing the
potential of multi-seasonal WorldView-2 imagery for mapping west African
agroforestry tree species. Int. J. Appl. Earth Obs. Geoinf.
https://doi.org/10.1016/j.jag.2016.03. 004.
Kuhn,
M., Johnson, K., 2016. Applied predictive modeling. In: Applied Predictive Modeling,
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-6849-3.
Kussul,
N., Lavreniuk, M., Skakun, S., Shelestov, A., 2017. Deep learning
classification of land cover and crop types using remote sensing data. IEEE
Geosci. Remote Sens. Lett. 14 (5), 778–782.
https://doi.org/10.1109/LGRS.2017.2681128.
Lawrence,
A.J., 2017. Mapping tree canopy cover in support of proactive prairie grouse conservation
in western North America. Rangeland Ecology and Management. https://doi.org/10.1016/j.rama.2016.08.002.
McRoberts,
R.E., Nelson, M.D., Wendt, D.G., 2002. Stratified estimation of forest area using
satellite imagery, inventory data, and the k-nearest neighbors technique. Remote
Sens. Environ. https://doi.org/10.1016/S0034-4257(02)00064-0.
Montesano,
P.M., Neigh, C.S.R., Sexton, J., Feng, M., Channan, S., Ranson, K.J., Townshend,
J.R., 2016. Calibration and validation of landsat tree cover in the taigatundra
ecotone. Remote Sens. 8 (7). https://doi.org/10.3390/rs8070551.
Næsset,
E., 1996. Use of the weighted kappa coefficient in classification error
assessment of thematic maps. Int. J. Geogr. Inf. Syst. https://doi.org/10.1080/026937996137891.
Nowak,
D.J., Greenfield, E.J., 2010. Evaluating the national land cover database tree canopy
and impervious cover estimates across the conterminous united states: A comparison
with photo-interpreted estimates. Environ. Manag. https://doi.org/10.1007/s00267-010-9536-9.
Persson,
M., Lindberg, E., Reese, H., 2018. Tree species classification with
multi-temporal Sentinel-2 data. Remote Sens. 10 (11).
https://doi.org/10.3390/rs10111794.
Rodriguez-Galiano,
V.F., Ghimire, B., Rogan, J., Chica-Olmo, M., Rigol-Sanchez, J.P., 2012. An
assessment of the effectiveness of a random forest classifier for land-cover classification.
ISPRS J. Photogramm. Remote Sens. https://doi.org/10.1016/j. isprsjprs.2011.11.002.
Rossiter,
D.G., 2004. Technical note: statistical methods for accuracy assessment of classified
thematic maps. GeoInformation Science 1–46. Retrieved from. http://www.itc.nl/personal/rossiter/teach/R/R_ac.pdf.
Strategic
Mapping Program (StratMap), 2013. Ellis, Navarro, Wilson, & Karnes Counties
Lidar, 2013-03-01. Web. 2019-07-29.
Strategic
Mapping Program (StratMap), 2014. Bandera & Lampasas Counties Lidar, 2014-01-25.
Web. 2019-07-29.
Sunde,
M., He, H.S., Hubbart, J.A., Scroggins, C., 2016. Forecasting streamflow
response to increased imperviousness in an urbanizing Midwestern watershed
using a coupled modeling approach. Appl. Geogr. 72, 14–25. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.
2016.05.002.
Texas
Natural Resources Information System (TNRIS), 2016. 2015 Statewide Orthoimagery
Project. Retrieved from. https://tnris.org/2015-statewideorthoimagery-project/.
Toney,
C., Shaw, J.D., Nelson, M.D., 2016. LANDFIRE Existing Vegetation Cover Version
1.4.
Tottrup,
C., 2004. Improving tropical forest mapping using multi-date Landsat TM data and
pre-classification image smoothing. Int. J. Remote Sens. https://doi.org/10.1080/01431160310001598926.
United
States Department of Agriculture-Farm Service Agency-Aerial Photography Field Office,
2017. 2016 National Agriculture Imagery Program Digital Ortho Photo Imagery.
Retrieved from.
https://www.fsa.usda.gov/programs-and-services/aerialphotography/ imagery-programs/naip-imagery/.
United
States Geological Survey (USGS), 2018. South Central Texas Lidar, 2018-01-22. Web.
2019-07-25.
Willmott,
C.J., Matsuura, K., 2005. Advantages of the mean absolute error (MAE) over the root
mean square error (RMSE) in assessing average model performance. Clim. Res. 30
(1), 79–82.
Comments
Post a Comment